Kamis, 06 Oktober 2022

Thought Process

 Tulisan ini ditulis saat gw lagi makan seblak di kantin. Good luck coping with it.

Oke, jadi mungkin di sini gw mau sedikit cerita dan menjelaskan sedikit, kenapa kok ada orang yang merasa kesulitan ketika dihadapkan dengan suatu masalah. Hal ini bakal gw bahas secara general, jadi tidak spesifik ke satu hal aja.

Pertama-tama, gw mau definisiin dulu sebenernya apa sih itu masalah. Kalau kita baca secara kebahasaan, masalah itu adalah sesuatu yang harus diselesaikan (KBBI). Nah, sekarang gw mau coba melihat makna dari masalah secara teknis. Gak jauh beda dengan definisi secara bahasa, masalah itu adalah suatu runtutan kejadian yang tidak atau belum memiliki ujung. Artinya, ujung dari kejadian tersebut masih harus dibicarakan atau dibahas oleh pihak yang terlibat dalam kejadian itu. 

Kejadian di sini bisa berupa suatu tindakan, rentang peristiwa, ataupun tulisan yang berujung pada pertanyaan (questionable ending).

Kalau kita sudah paham apa itu masalah secara definisi maupun teknis, maka sebenarnya udah banyak hal yang bisa kita eleminiasi dari daftar masalah keseharian kita.

Oke, sekarang kita bakal bahas gimana sih cara kita meng-approach masalah tersebut. Untuk meng--approach masalah, kita harus identifikasi dulu, dari suatu kejadian, sebenarnya bagian mana sih yang jadi masalahnya. 

Mari kita perhatikan gambar berikut:

sori kalo missused :v
Skenarion yang akan kita analisis di sini adalah "makan", suatu aktifitas dimana kita memenuhi kebutuhan dasar tubuh kita. Tapi, sering kali ada yang mengatakan "jangan makan ini itu", "jangan makan kebanyakan", dsb.

Kita coba ambil "jangan makan kebanyakan". Banyak orang berfikir, masalah dari "makan kebanyakan" adalah porsi nya. Padahal, porsi makanan yang terlalu sedikit juga sama tidak baiknya dengan prosi yang banyak. Karena itu, sebenernya apa sih yang jadi masalahnya?

Yang jadi masalah dengan "makan kebanyakan" adalah kejadian setelah makan kebanyakan itu. Efeknya bermacam-macam, ada yang berujung pada kekenyangan, ngantuk, atau yang terburuk sampai muntah. Nah, kalau kita mau menyelesaikan masalahnya, maka kita harus fokus ke masalah-masalah tersebut. Bila kita masih fokus kepada "jangan makan kebanyakan", di situ kita masih menerka-nerka dampak dari makan kebanyakan berdasarkan hal-hal yang sudah lalu.

Kembali ke masalah yang sudah kita pisahkan dari kejadiannya. Jadi, gimana cara kita melakukan penyelesaian masalahnya? Mari sekarang kita coba menyelesaikan masalah "ngantuk". Ngantuk ini sebenarnya selain dari dari "makan yang banyak", ada juga variabel-variabel yang lain seperti cuaca, waktu, dan aktifitas yang sedang kita jalani.

Menganalisis variabel seperti itu juga salah satu tahap penting dalam penyelesaian masalah. Kita harus melihat ada variabel apa saja yang tersedia, lalu fokus terhadap variabel yang ada dalam jangkauan kita (baca: bisa kita ubah).

Bila kita sudah mengetahui variabel mana saja yang bisa dilihat dan mana dari variabel-variabel tersebut yang bisa kita jangkau, permasalahan ngantuk seakan-akan sudah tidak relevan lagi dengan "makan yang banyak".

Tapi tentu, menyelesaikan hal seperti ini tidak terlalu realistis, mengingat rasa kantuk memang dipengaruhi oleh konsumsi karbohidrat yang banyak. 

Karena itu, kita juga harus tau cara meng-approach suatu masalah itu sendiri. Untuk meng-approach masalah, kita harus bisa mengatur pola pikir yang kita gunakan ketika kita menanggapi suatu masalah.

Mari kita ambil contoh lain: Menyelesaikan soal UTBK.

Untuk melakukan pendekatan terhadap masalah tersebut, kita harus mengerjakan soal yang ada dengan cara tercepat karena adanya variabel waktu. Kita tidak bisa mengerjakan soal UTBK dengan cara "mengerjakan dan merumuskan teori-teori yang diketahui, lalu melakukan pembuktian pada tiap rumus yang ada".

Dari skenario-skenario tersebut, kita dapat merumuskan tahapan kita menyelesaikan suatu masalaj. Kira-kira seperti ini:

1. Identifikasi masalah: Pisahkan mana yang menjadi inti masalah, mana yang hanya sekedar tempat/waktu terjadinya masalah.

2. Identifikasi variabel: Apa saja yang terlibat dalam masalah tersebut. Mana yang bisa kita jangkau, dan mana yang tidak bisa kita kendalikan.

3. Pendekatan masalah: Mencari cara pendekatan terbaik dengan cara berfikir realistis tentang relasi antar masalah tersebut dan kondisi di sekitarnya.

Ya mungkin itu aja sekian dari gw, tentu kalo masih banyak tambahan kita boleh diskusi di kolom komentar. Sekian dan terima kasih!

Gadis SMA dan Rahasianya - Chapter 2

Bel kelas berdering. Sinar matahari senja yang masuk melewati jendela kelas menandakan bahwa hari sudah sore dan sekolah telah usai. Di ...